Senin, 23 Agustus 2010

MINYAK BUMI@AWANG PRAING. BLOGS

MINYAK BUMI@AWANG PRAING. BLOGS adalah salah satu blogs buatan Awang Praing yang memuat mengenai minyak bumi mulai dari komponen hingga pada dampak pembakaran. Teman – teman dapat mengcopy icon di samping untuk mendapatkan file dengan eksistensi PDF. Semua blogs yang dibuat oleh Awang Praing merupakan hasil telaah pustaka dan jelaja web. Jadi teman – teman dapat melihat referensinya. Untuk berpartisipasi baik dalam memberikan informasi ataupun mengkritik silahkan mengirim e-mail ke apraing@ymail.com atau mengirim SMS ke 085239134777. Awang Praing adalah pelajar SMA Negeri 1 Kota Kupang.


 

JJMINYAK BUMIJJ

Minyak bumi sering disebut sebagai emas cair karena nilainya yang sangat tinggi dalam peradaban modern ini. Memang jika dilihat dari sisi kegunaa, minyak bumi tentu saja jauh lebih bermanfaat jika dibandingkan dengan emas. Hambpir segala aspek kehidupan manusia memerlukan minyak bumi. Pertanian, industri, transportasi, rumah tangga dan sistem-sistem komunikasi kita dalam banyak hal sangat bergantung pada bahan bakar ini dan pemilikan atau ketiadaan akan bahan bakar ini sangat berpengaruh sekali pada seluruh kegiatan kehidupan suatu bangsa terutama dalam moneternya.

Walaupun sumur minyak komersial pertama baru digali pada tahun 1859 di sekitar Titusvile, Pennsylvania, manusia telah memanfaatkan bahan bakar ini untuk berbagai keperluan sejak pertama tercatat dalam sejarah. Minyak mentah yang lekat dan berwarna hitam ini telah lama mengalir dari celah-celah bumi di banyak tempat di dunia. Zat yang disebut terdalam injil besar kemungkinannya adalah minyak mentah. Para ahli purbakala mengetahui bahwa minyak bumi pernah digunakan hampir 6000 tahun yang lalu oleh bangsa Persia sebagai perekat dalam bangunan-banguanan dan berbagai fungsi semacam perekat untuk kegunaan lain.

Pengembara dan ahli sejarah bangsa Yunani, Herodotus, yang hidup pada abad 5 SM, banyak bercerita tentang kegunaan minyak bumi di kerajaan Persia, yang menjelaskan bahwa di sana telah ada minyak sumur-sumur minyak bumi

Marco Polo juga banyak bercerita tentang sumber minyak di China pada masa kekuasaan Khubilai Khan sang Raja Mongol. Semua itu membuktikan bahwa minyak bumi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia dari zaman dahulu. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui seluk-beluk minyak bumi yang akan kita bahasa dalam Bab II makalah ini.


 

BAB II

PEMBAHASAN


 

  1. Proses Pembentukan Minyak Bumi

    Dalam kehidupan akhir-akhir ini minyak bumi merupakan zat cair yang mulai langkah keberadaannya di Indonesia karena penggunaanya dalam jumlah besar sebab tidak dapat dipungkiri bahwa "emas cair" ini tidak dapat lepas dari minyak bumi perkembangan kehidupan manusia walaupun banyak ilmuwan berusaha untuk mencari solusi energi pengganti. Minyak bumi ini termasuk dalam kelompok sumber daya yang tidak dapat di perbaharui. Bahan bakar ini berasal dari pelapukan sisa – sisa fosil organisme sehinga sering juga disebut bahan bakar fosil.

    Minyak bumi berasal dari jasad renik laut, tumbuhan, dan hewan yang telah mati sekitar ±150 juta tahun yang lalu. Sisa – sisa organisme itu mengendap di dasar lautan, kemudian ditutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri – bakteri anaerob menguraikan sisa – sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.

    Proses pembentukan minyak bumi memakan waktu jutaan tahun. Oleh karena itu jika minyak bumi di dunia ini habis maka jutaan tahun lagi baru dapat terbentuk kembali. Minyak yang terbuat meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar laut, banyak sumber minyak dan gas alam terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena pergeseran kulit bumi, sehingga lautan menjadi daratan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar dan tabel di bawah:



 



 


 


 

  1. Komponen-Komponen Minyak Bumi

    Sebelumnya kita telah mengetahui bahwa minyak bumi terbentuk dari fosil dan sisa-sisa renik laut. Namun minyak mentah yang kita temui sekarang tidak lagi berbentuk seperti sampah renik atau seperti tumpukan fosil namun seperti lumpur hitam yang kental itu terjadi karena telah di uraikan oleh bakteri anaerob. Dalam proses penguraian ini komposisinya mengalami perubahan dari fosil-fosil dan jazad renik menjadi kumpulan hidrokarbon kompleks. Hidrokarbon-hidrokarbon itu yaitu:

    1. Hidrokarbon alifatik jenuh

      Merupakan alkana yang memiliki rantai lurus dan merupakan fraksi terbesar dalam komponen minyak bumi. Contoh:

      Perhatikan struktur n-oktana dan isooktana berikut:

  • CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH3 (n-oktana)
  • (CH3) 3C – CH2 – CH(CH3) 2 (isooktana)


     

  1. Hidrokarbon sikloalkana

    Merupakan hidrokarbon yang memiliki bentuk struktur cincin 5 atom karbon (siklopentana) dan bentuk cincin 6 atom karbon (sikloheksana). Perhatikan rumus berikut:


     


     


     


    Siklopentana Sikloheksana


     

  2. Hidrokarbon aromatic

    Merupakan hidrokarbon yang paling sedikitan dalam minyak bumi namun sangat diperlukan dalam bensin. Hidrokarbon aromatic yang paling sederhana adalah benzene (bensin). Perhatikan struktur etil benzene berikut:


    Perhatikan gambar steuktur di bawah yang menunjukan perubahan benzene menjadi catechol:


    Selain dari hidrokarbon itu ada juga unsure-unsur pengotor dalam jumlah kecil yaitu:

  3. Senyawaan Sulfur
    Crude oil yang densitynya lebih tinggi mempunyai kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi (khususnya dalam keadaan dingin atau berair), karena terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran gasoline) dan air.
  4. Senyawaan Oksigen
    Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 % dan menaik dengan naiknya titik didih fraksi. Kandungan oksigen bisa menaik apabila produk itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida, senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
  5. Senyawaan Nitrogen
    Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %. Kandungan tertinggi terdapat pada tipe Asphalitik. Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk gum / getah pada fuel oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen klas dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat diekstrak dengan asam mineral encer.
  6. Konstituen Metalik
    Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Pada power generator temperatur tinggi, misalnya oil-fired gas turbine, adanya konstituen logam terutama vanadium dapat membentuk kerak pada rotor turbine. Abu yang dihasilkan dari pembakaran fuel yang mengandung natrium dan terutama vanadium dapat bereaksi dengan refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga merusakkan refractory itu.
  1. Penyulingan Minyak Bumi

    Minyak bumi yang masih berupa minyak mentah belum dapat kita gunakan. Minyak bumi kita yang kita temui dalam berbagai bentuk untuk berbagai keperluan kita, sebelumnya telah proses. Proses itu disebut penyulingan, sedangkan tempat untuk penyulingan disebut kilang minyak. Proses pengolahan minyak mentah menjadi komponen – komponen yang siap digunakan cukup panjang.

    Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung  dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak.
    Minyak mentah (cude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu. Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50. Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat, dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih yang mirip.

    Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut:


    Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya. Dalam hal ini adalah destilasi fraksinasi. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur) sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanantinggi).
    Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
    Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. 
    Fraksi minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :

    1. Gas 
    Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
    Trayek didih : 0 sampai 50°C

    2. Gasolin (Bensin)
    Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
    Trayek didih : 50 sampai 85°C

    3. Kerosin (Minyak Tanah)
    Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
    Trayek didih : 85 sampai 105°C

    4. Solar
    Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
    Trayek didih : 105 sampai 135°C

    5. Minyak Berat
    Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
    Trayek didih : 135 sampai 300°C

    6. Residu
    Rentang rantai karbon : di atas C40
    Trayek didih : di atas 300°C

Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.

Berikut adalah proses Cracking.Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini terutama ditujukan untuk memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin). Kualitas gasolin sangat ditentukan oleh sifat anti knock (ketukan) yang dinyatakan dalam bilangan oktan. Bilangan oktan 100 diberikan pada isooktan (2,2,4-trimetil pentana) yang mempunyai sifat anti knocking yang istimewa, dan bilangan oktan 0 diberikan pada n-heptana yang mempunyai sifat anti knock yang buruk. Gasolin yang diuji akan dibandingkan dengan campuran isooktana dan n-heptana. Bilangan oktan dipengaruhi oleh beberapa struktur molekul hidrokarbon.

Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :

a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.

Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :


b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula katalis karena bersifat asam menambahkan proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga menyebabkan terbentuknya ion karbonium :


c. Hidrocracking

Hidrocracking merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi. Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.

Setelah proses Cracking masuklah dalam proses Reforming. Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
Contoh reforming adalah sebagai berikut :


Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis molibdenum oksida dalam Al2O3 atauplatina dalam lempung.Contoh reaksinya :


Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti H2SO4, HCl, AlCl3 (suatu asam kuat Lewis). Reaksi secara umum adalah sebagai berikut:

RH + CH2=CR'R''  R-CH2-CHR'R"

Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :

M CnH2n  Cm+nH2(m+n)

Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.


Kemudin proses selanjuntnya adalah Treating. Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :

  • Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.
  • Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
  • Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang rendah.
  • Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
  • Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang.

Sulfur merupakan senyawa yang secara alami terkandung dalam minyak bumi atau gas, namun keberadaannya tidak dinginkan karena dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk di antaranya korosi pada peralatan proses, meracuni katalis dalam proses pengolahan, bau yang kurang sedap, atau produk samping pembakaran berupa gas buang yang beracun (sulfur dioksida, SO2) dan menimbulkan polusi udara serta hujan asam. Berbagai upaya dilakukan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi, antara lain menggunakan proses oksidasi, adsorpsi selektif, ekstraksi, hydrotreating, dan lain-lain. Sulfur yang disingkirkan dari minyak bumi ini kemudian diambil kembali sebagai sulfur elemental.
Desulfurisasi merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak bumi. Pada dasarnya terdapat 2 cara desulfurisasi, yaitu dengan :

1. Ekstraksi menggunakan pelarut, serta

2. Dekomposisi senyawa sulfur (umumnya terkandung dalam minyak bumi dalam bentuk senyawa merkaptan, sulfida dan disulfida) secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif menjadi hidrogen sulfida (H2S) dan senyawa hidrokarbon asal dari senyawa belerang tersebut. Hidrogen sulfida yang dihasilkan dari dekomposisi senyawa sulfur tersebut kemudian dipisahkan dengan cara fraksinasi atau pencucian/pelucutan.


 

Akan tetapi selain 2 cara di atas, saat ini ada pula teknik desulfurisasi yang lain yaitu bio-desulfurisasi. Bio-desulfurisasi merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme, yaitu dengan mengubah hidrogen sulfida menjadi sulfur elementer yang dikatalis oleh enzim hasil metabolisme mikroorganisme sulfur jenis tertentu, tanpa mengubah senyawa hidrokarbon dalam aliran proses. Reaksi yang terjadi adalah reaksi aerobik, dan dilakukan dalam kondisi lingkungan teraerasi. Keunggulan proses ini adalah dapat menyingkirkan senyawa sulfur yang sulit disingkirkan, misalnya alkylated dibenzothiophenes. Jenis mikroorganisme yang digunakan untuk proses bio-desulfurisasi umumnya berasal dari Rhodococcus sp, namun penelitian lebih lanjut juga dikembangkan untuk penggunaan mikroorganisme dari jenis lain. 
Proses ini mulai dikembangkan dengan adanya kebutuhan untuk menyingkirkan kandungan sulfur dalam jumlah menengah pada aliran gas, yang terlalu sedikit jika disingkirkan menggunakan amine plant, dan terlalu banyak untuk disingkirkan menggunakan scavenger. Selain untuk gas alam dan hidrokarbon, bio-desulfurisasi juga digunakan untuk menyingkirkan sulfur dari batubara.

Setelah proses yang cukup panjang itu sampailah pada proses terakhir yaitu Blending. Blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak digunakan di barbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah tetra ethyl lead (TEL). TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif. Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran udara.


 


 


 


 



 


Bagan penyulingan minyak bumi.

  1. Hasil Penyulingan Minyak Bumi

    Setelah melalui proses penyulingan yang cukup panjang akhirnya kita dapat menggunakan minyak bumi. Banyak sekali hasil dari pengolahan minyak bumi itu, mulai yang di gunakan dalam rumah tangga sampai pada industry, perhubungan, dan pembangunan. Hasil – hasil pengolahan itu dibagi atas beberapa macam. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada table berikut

NO

Fraksi

Jumlah Atom Karbon

Titik didih

1

Gas

C1 – C4

˂ 30 ˚C

2

Petroleum eter

C5– C6

30 - 60˚C

3

Nafta/logronin

C6 – C7

60 - 100˚C

4

Bensin

C5 – C10

40 - 200˚C

5

Kerosin/minyak tanah

C12 – C18

175 - 325˚C

6

Solar

˃ C12

250 - 400˚C

7

Oli/pelumas

˃ C20

350 - 500˚C

8

Residu(Lilin. Paraffin, dan aspal)

˃ C25

˃ 500˚C


 

  1. Kegunaan Minyak Bumi

    Seperti yang telah kita bahas berulang – ulang bahwa minyak bumi memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Banyak kegunaan yang kita dapat dari minyak bumi. Tanpa minyak bumi kehidupan di bumi akan menurun drastis. Sebab dari minyak bumilah industry dan perhubungan dapat berjalan ketika, ketika kedua aspek itu dapat berjalan maka perekonomian pun dapat berjalan dengan lancar. Masing – masing dari fraksi minyak bumi memiliki fungsi penting dalam kehidupan manusia.

    1. Gas

      Fraksi gas memiliki fungsi sebagai bahan bakar rumah tangga (LPG(Liquid Petroleum Gas)). Selain dari pada itu fraksi gas juga merupakan bahan baku dalam industry petro kimia.


       

    2. Petroleum eter

      Fraksi ini memiliki fungsi sebagai pelarut nonpolar dan sebagai cairan pembersih. Bentuk cairnya yang sangat murni ialah minyak mineral yang berguna sebagai obat pencahar sedangkan bentuk setengah padatnya dapat digunakan salap obat. Kadang digunakan juga sebagai pelumas.

    3. Nafta/Ligronin

    Nafta merupakan cairan yang mudah menguap dan terbakar. Dipakai sebagai pelarut nonpolar dan organic, sebagai bahan pembuatan pernis, bahan baku pembuatan sabun atau cairan pencuci karena daya pelarutnya yang besar.

    1. Bensin

      Bahan bakar ini juga mudah menguap. Bensin digunakan untuk menggerakan kendaraan – kendaraan bermotor. Dalam pemecahan fraksi bensin selanjutnya akan menghasilkan berbagai jenis bensin dengan angka oktan berbeda dan fungsi yang berbeda. Seperti bensin cuci yang berfungsi sebagai bahan baku sabun cuci dan juga pelarut cat. Selain itu bensin pun dipecah menjadi bahan yang disebut av-gas yang berfungsi sebagai bahan bakar jet.

    2. Kerosin/Minyak tanah

      Kerosin atau minyak tanah merupakan bahan bakar yang palin dekat dengan kehidupan rumah tangga. Sebab minyak tanah merupakan bahan bakar rumah tangga untuk berbagai keperluan seperti memasak, bahan bakar penerang. Penggunaan minyak tanah di Indonesia sangat besar sehingga pemerintah sedang menganjurkan masyarakat untuk menggunakan LPG. Minyak tanah juga merupakan bahan baku bahan bakar avtur untuk bahan bakar pesawat jet.

    3. Solar

      Solar merupakan bahan bakar penggerak mesin-mesin diesel. Solar sangat diperlukan dalam pembangkit listrik tenaga diesel(PLTD) dan juga penggerak mobil-mobil berat yang bermesin diesel.

    4. Oli/Pelumas

      Oli merupakan hasil penyulingan bumi yang berwarna gelap. Oli digunakan sebagai pelumas.

    5. Residu

      Residu merupakan bahan baku pembuat:

  • Lilin berfungsi sebagai penerang dan bahan baku pembuat plastisin(lilin mainan). Jika dicampur dengan minyak akan menjadi angat lunak sehingga dapat dipakai untuk membutsir untuk anak-anak sekolah, dan juga dapat dipakan sebagai salep.
  • Parafin berfungsi sebagai bahan baku pembuatan pelita, korek api, kertas, bahan-bahan kedap air, bahan penutup botol – botol selai, dan obat – obatan.
  • Aspal benda padat dan keras berwarna hitam pekat yang jika dipanaskan hingga titik didihnya maka akan mencair menjadi cairan hirap pekat dan amat lengket. Aspal digunakan sebagai bahan pengeras jalan.
  1. Dampak Pembakaran Minyak Bumi

    Manusia sangat menikmati penggunaan minyak bumi. Namun ternyata penggunaan minyak bumi yang acap kali tidak sempurna menghasilkan Carbon Monoksida(CO) dan Karbon Dioksida (CO2) di mana dua gas berbahaya itu mulai meningkat dilapisan ozon yang dalam beberapa tahun terakhir ini tanpa kita sadari telah menyebabakan pencemaran lingkungan dan bencana yang sangat parah dalam kehidupan manusia. Atau yang sekarang sedang popular dengan nama pemanasan global(global worming.

    Akibat dari global worming itu survey menyatakan bahwa jutaan pulau-pulau kecil di seluruh dunia terancam tebggelam akibat permukaan bumi yang semakin memanas dan mencairnya es di Antartika dan Arktik. Selain dari pada itu ozon mulai rusak dan akibatnya sinar ultraviolet utuh masuk ke bumi tanpa filtrasi di ozon yang akhirnya menciptakan berbagai penyakit dan kekeringan.

    Dalam perkembangan terakhir ini ternyata kerusakan ozon juga telah membuat iklim yang tidak menentu dan bencana El-Nino dan La-Nina. Bahkan asap dari pembakaran tidak sempurna itu mulai berdampak langsung pada kehidupan manusia. Dimana menyebabkan penyakit pernapasana dari yang ringan sampai yang akut.

    Hingga kini para ahli sedang berpikir keras mencari solusi agar pembakaran minyak bumi dapat sempurna. Atau mungkin mencoba mencari energi alternative selain minyak bumi sehingga penggunaan minyak bumi berkurang.

    Dan penyumbang pembakaran tidak sempurna adalah kendaraan bermotor dan industry – industry.

    Kebocoran tempat pengeboran minyak bumi seperti yang terjadi baru-baru ini di laut Timor, juga sangat berbahaya. Kebocoran kilang minyak di laut menyebabkan tercemarnya ekosistem laut, dan membunuh ratusan jenis organisme laut.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

    Dari semua yang telah kita bahas dapat kita simpulkan bahwa terbentuknya minyak bumi bukanlah semudah kita menggunakannya. Namun sangatlah panjang bukan hanya 100 tahun atau 1000 tahun tapi ratusan juta tahun yang lalu jangankan ratusan juta tahun 50 tahun pun merupakan waktu yang cukup panjang.

    Dan memang tak dapat kita pungkiri bahwa kebutuhan akan minyak bumi akhir – akhir ini memang meningkat. Setiap bentuk minyak bumi memang memuliki fungsi yang berhubungan dengan kehidupan manusia mulai dari perhubungan, industry, ekonomi, dan rumah tangga.

    Namun pembakaran tidak sempurna minyak bumi akhir-akhir ini sangat menarik perhatian. Dimana menyebabkan kerusakan ozon dan maslah pada iklim serta kenaikan permukaan air lau serta timbulnya penyakit-penyakit dimana semua itu mengancang kelangsungan hidup organisme-organisme di bumi.

    Oleh karena itu, kita harus dapat paling tidak mengurangi penggunaan minyak bumi dengan cara menggunakan bahan bakar alaternatif yang telah disarankan pemerintah hingga para ilmuwan dapat menemukan solusi untuk mengurangi emisi gas buang yang diakibatkan pembakaran tidak sempurna.


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Isnariyanti, Indra. 2008. Kimia utk SMA Kelas 1 semester 2. Solo: CV Sidhunanta

Anshori, Irfan.2000.Kimia Kelas 1 SMU. Jakarta: Penerbit Erlangga

Penyusun,Tim.1991.Ensiklopedia Umum. Yogyakarta : Penerbit Kanisius

Santoso,Ananda.2003.Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Penerbit Alumni

Penyusun, Tim.1998.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka DEPDIKNAS.

Penyusun, Tim.1998.Kamus Kimia. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta

Penyusun, Tim.2000.Ilmu Pengetahuan Populer Jilid 5. Jakarta: PT Widyadara


 

Situs Web:

www.google.co.id

www.e-dukasi.net

one.indoskripsi.com

en.wikipedia.org